Monday, November 30, 2015

Inspection Service in Indonesia

Freelance Inspection Service in Indonesia, we are quality control company services in Indonesia to protect your business, reduce your risk and ensure quality product are manufactured and delivered to the final destination.

Freelance Inspection Service Indonesia for Hard good Quality Inspections of services throughout Indonesia (especially on Java island) to help your business :

·         Reduce any risks including quality, loading, storage, transportation to meet requirements.
·         Stay informed about production and working environment.
·         Make sure all must be meet requirements.
·         Keeping your time and save your money.

Our management team in All across Indonesia (especially Java island), our team consist QC expert on Furniture, Handy craft, Plush toys, Cookware, and Electronic (home appliances).
We help customers improve performance, gain efficiency in manufacturing and logistics, overcome market constraints, and reduce risk.
We’ve earned a reputation for helping our customers increase the value of their products, gain competitive advantage, and develop trusted brands.

During Production Inspection (DUPRO)
Inspect production when at least around 20% of the order has been completed from product specifications, packaging, packing and marking are meet, also giving supplier recommendations on site, that would be quality is maintained to meet requirement.
More generally, the During Production Inspection makes it possible to provide recommendations on site, so that the quality is maintained throughout the entire production phase.
During Production Check would helps you identify and fix issues early in the manufacturing cycle.


Monitoring
Our team would be monitoring all production when requested, if the expected production capacity is reached to complete the order on time. Production Monitoring puts an inspector on site during the production cycle, representing your interests, to ensure production, materials, quality, schedules are at the level you and your manufacturer initially agreed upon.
It is recommended to have an inspector at the factory throughout production, monitoring your order and reporting back to you daily so you can identify and fix problems in real time.


Pre Shipment Inspection (PSI)
The Inspection for quality of production is in accordance with the specifications or purchase orders, It is carried out when a minimum of 80% of the goods ordered are export packed.
Samples are selected at random, according to specified sampling plans and procedures. The inspection ensures that the production is in accordance with the specifications, purchase orders or letters of credit.
Performing a detailed inspection helps ensure the conformity of production to your original specifications. With a detailed inspection report in your hands, you can then make the critical decisions regarding shipment of your goods.


Container Loading Check (CLC)
Checking the quality and quantity of the goods to be shipped to make sure everything should be delivered well, the inspector must monitors all product loaded into the container is in good condition, according to the quantity specified in the purchase order.
This is carried out in the manufacturer’s warehouse or at the forwarder’s premise.
Our inspectors will check products’ information, quantity, packaging, marking when loading supervise the whole loading process and help manufacturer finish loading under correct and clear working clauses and working process.
Container Load Check is the final step in the manufacturing process to ensure the final details of your product are correct and actual ordered quantity are securely loaded onto your container before signing off and settling final payment, we put an inspector onsite at the factory loading site, so you can be assured there won’t be any mistakes related to wrong size of shipment, damaged packaging and goods, or various other potential oversights.

Please email to indo.inspector@gmail.com for further question and information.

Saturday, November 7, 2015

Container Inspection (Inspeksi Kontainer)

Saya pernah mengalami hal yang sangat tidak mengenakkan sebagai seorang Quality Control yakni mendapat klaim dari buyer. Klaim tersebut karena barang yang terkirim kesana karton boxnya basah karena kontainer yang dipakai ternyata di beberapa bagiannya bocor. Terutama di bagian pojok pojok kontainer.




Mengapa kebocoran kontainer bisa terjadi? Hal ini sebenarnya wajar terjadi, apabila usia kontainer sendiri sudah tidak muda lagi, otomatis di beberapa bagian nya akan mengalami proses karat. Ini dikarenakan kontainer mengalami proses perjalanan yang panjang terutama proses perjalanan di laut di lambung kapal. Terkena air karena hujan dan hempasan ombak dan air laut bisa jadi penyebab utama badan kontainer berkarat.

Bagaimana cara untuk melakukan inspeksi kontainer ternyata sangat mudah, siapkan saja selang air yang panjang dan tentu saja keran air, naik ke atas badan kontainer dan guyurkan air secara merata ke bagian atas kontainer. Setelah air rata mengguyur bagian atas kontainer, segera masuk ke dalam kontainer, kalau kontainer berada di ruang terbuka tutup pintu kontainer dan hanya sisakan sedikit bagian terbuka hingga sinar matahari hanya sedikit yang masuk. Kemudian cek ke dalam terutama langit langit kontainer, adakah air yang menetes atau yang paling ekstrem jika ada kebocoran besar akan ada cahaya atau sinar matahari yang masuk melewati lubang yang bocor tersebut.

Oh ya, jangan lupa untuk menambahkan dry pack yang digantung di dinding kontainer dengan jumlah 6 pc untuk kontainer 20 ft, dan antara 10-12pc untuk 40 ft dan high cube. Serta cek juga MC lantai kontainer, saya sendiri memakai batasan tertinggi untuk MC sebesar 30% dengan setting kayu memakai kayu keras seperti Merbau. Sekian tips dari saya semoga bermanfaat. 

Friday, November 6, 2015

Sandpaper grit atau Grade Amplas

Kertas gosok atau amplas sering kita temui dalam proses pengecatan, baik itu untuk konsumsi pribadi maupun industri. Semisal sering kita temui untuk mengamplas tembok rumah sebelum di cat ulang dan amplas untuk kusen kusen rumah. Sedangkan di industri kita temui pada pabrik assembly mobil, furniture, dll.
Amplas atau kertas gosok, sumber : hawklab.com

Kertas gosok sendiri terdiri dari dua komponen yakni komponen kertas dengan komponen abrasive yang dijadikan satu. Amplas sendiri diproduksi dalam bermacam grade berdasarkan tingkat grit nya. Semakin besar nilai gritnya maka semakin halus permukaannya, dan sebaliknya makin kecil nilai grit nya makin kasar permukaan amplasnya.

Grade amplas, sumber: 3Mcom

Dibawah ini adalah nilai grit dari amplas dan kegunaan amplas untuk masing masing gritnya: 
  1. Kasar sekali (20-36) untuk menghilangkan permukaan kasar dengan cepat
  2. Kasar (40-50) untuk menghaluskan permukaan kasar dengan perlahan
  3. Medium (80-120) menghilangkan noda/stain dan persiapan awal sebelum finishing
  4. Halus (150-180) digunakan pada persiapan akhir sebelum finisjing
  5. Sangat halus (220-240) digunakan untuk mengamplas pada proses antara stain dan coating

Grade amplas dan kegunaan, sumber: designsponge.com





Arm strength test pada kursi dan bench

Bahasan saya kali ini adalah uji kekuatan pada sandaran tangan (ARM STRENGTH TEST) pada produk furniture yang berupa kursi dan bench (kursi panjang) yang memiliki sandaran tangan. Alasan kenapa pengujian ini perlu dilakukan adalah adakalanya pada kursi yang memiliki desain dengan memakai sandaran tangan pada saat digunakan oleh konsumen, sandaran ini seringkali juga diduduki oleh konsumen walaupun secara kuantitas tidak sering dilakukan. Namun perlu diketahui semua produk harus memiliki kekuatan dan keamanan bagi pemakainya.
Arm strengh test pada side chair

Karena itu bagi departemen RnD dan QC pengujian ini perlu dilakukan saat pre production dan juga pada saat production. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas barang agar memenuhi standard safety (keamanan) dari konsumen atau buyer.

Test atau pengujian ini sangat mudah dilakukan yakni dengan memberi beban pada sandaran tangan baik pada sisi kanan dan kiri dengan selang waktu yang telah ditetapkan, yakni 24 jam untuk test pabrikan dan 1 jam untuk in house test pada saat final check. Beban yang diberikan berupa kantong berisi pasir dan besi cor dengan berat yang telah ditentukan sesuai standard yang ada, penulis biasanya memakai beban 110 lbs atau pons.

Arm strength test pada adirondack chair
Produk yang baik setelah pengujian ini dilakukan tidak terjadi kerusakan pada komponen yang diberi beban dan komponen produk secara keseluruhan.

Polybag Warning pada Kemasan Produk

Mungkin anda yang pernah membeli sebuah produk tertentu yang dikemas dalam plastik atau polybag akan menjumpai ada tulisan yang dicetak di plastik tersebut dan mendapat di beberapa bagian plastik pembungkus tersebut berlubang. Dalam istilah manufakturing hal tersebut dinamakan POLYBAG WARNING.
Polybag warning pada kemasan platik
Tulisan dan lubang tersebut bukan hanya sekedar untuk aksesoris saja melainkan memiliki maksud dan tujuan tertentu, yakni sebagai peringatan bagi para pembeli atau konsumen bahwa plastik tersebut bukan mainan untuk anak anak dan diharapkan dijauhkan dari jangkauan anak anak. Sebagai QC tentunya kita harus paham persyaratan apa yang mewajibkan dicantumkannya POLYBAG WARNING tersebut dalam kemasan packing.

Syarat bukaan plastik harus sama atau lebih dari 5 inch
Syarat plastik kemasan produk harus  mencantumkan POLYBAG WARNING yakni ukuran bukaan atau lebar dari plastik tersebut adalah sama atau lebih besar dari 5 inchi dengan ketebalan plastik kurang dari 1 mil (1/1000 inch). Jika syarat tersebut dipenuhi maka warning atau teks peringatan tersebut wajib dicantumkan. Sejauh pengalaman saya hanya produk produk eksport saja yang wajib mencatumkan persyaratan ini, untuk produk yang dijual di lokal saya belum pernah menjumpai.

Ada juga persyaratan mengenai ukuran huruf yang digunakan dalam penulisan WARNING atau PERINGATAN tersebut, yakni minimal 10px untuk total panjang dan lebar kemasan kurang dari 25 inch, 14 px untuk 25-39 inch, 18 px untuk 40-59 inch, dan 24 px untuk kemasan yang lebih dari 60 inch. Ukuran px adalah setting besar huruf TIMES NEW ROMAN di komputer kita, jadi sebelum kita check sebaiknya print dulu di kertas ukuran huruf seperti tersebut diatas sebagai standard pengecekan kita.

Thursday, November 5, 2015

Loading test untuk furniture

Kali ini saya akan bahas mengenai loading test untuk furniture atau furniture loading test, tes ini merupakan tes atau pengujian standard bagi semua produk furniture pabrikan. Alasan kenapa pengujian ini dilakukan adalah bahwa setiap produk mebeler atau furniture dalam kurun waktu pemakaiannya akan mendapatkan beban kontinyu setiap harinya, terutama untuk produk berupa kursi dan upholstered.

Ada beberapa standard test yamg biasa digunakan yakni mengkuti standard ANSI, BISMA, dll. Beban yang digunakan tentu saja berbeda untuk tiap produk, dan tiap ukurannya, saya hanya akan membahas secara general saja. Detil tes dapat kita lihat di testing report beberapa laboratorium test yang ada.

Alat alat yang diperlukan hanyalah stopwatch (pengukur waktu), katrol apabila diperlukan, serta karung untuk memuat beban. Beban dalam karung biasanya adalah pasir dibagian bawah dan diberi tambahan besi cor sesuai dengan berat loading test yang diinginkan.

Berikut adalah beberapa contoh loading test pada kursi : 

Loading test pada kursi

Loading test pada meja

Loading test pada kursi dengan cushion

Inspeksi Foto Frame atau Pigora Foto

Tidak banyak yang tahu bahwa bingkai foto di rumah kita tempat untuk menaruh momen momen terindah hidup kita sebenarnya mengalami proses produksi yang panjang. Ada dua jenis pigora foto yakni yang digantung dan ditaruh diatas meja, bahasa kerennya WALL DECOR (pigora gantung) dan TABLE TOP (pigora meja).

Proses produksi sebenarnya sangat sederhana yakni pembuatan profil atau bingkai, pemotongan bingkai, proses perakitan, dan proses pengecatan bila ada. Untuk skala pabrikan berikut adalah beberapa proses pengecekan pigura foto yang harus dilakukan:
1. Pengecekan ukuran kaca, tebal kaca untuk pigura beragam namun untuk produk eksport tebal kaca yang biasa dipakai adalah 1.8 -2 mm.

Pengecekan ketebalan kaca

2. Pengecekan MC pada profil frame yang terbuat dari kayu atau MDF, dan pada baking (bagian penutup) belakang.

Pengecekan MC kayu
3. Untuk pigura meja dilakukan tipping test dengan cara memegang salah satu sisi atas pigura lalu ditekan hingga membentuk sudut 15 derajat kemudian jatuhkan, pigura yang memiliki konstruksi yang benar akan tidak jatuh setelah di tipping.

Tipping test

4. Pengecekan konstruksi dalam yakni, mudah atau tidak bagian baking dibuka oleh konsumen.
Pengecekan konstruksi dalam
Semoga artikel saya bermanfaat bagi anda.